BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pada hakekatnya manusia telah diberi anugrah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa
berupa akal dan nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia untuk
menciptakan sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita atau penghargaannya. Dalam
mewujudkan cita-cita tersebut manusia telah menciptakan sains, teknologi dan
seni sebagai salah satu sarana sehingga sejak saat itu kehidupan manusia mulai
berubah. Selain itu sains, teknologi, dan seni juga telah mempengaruhi
peradapan manusia dalam kehidupannya terutama dalam bidang sosial dan budaya.
Sains, teknoogi dan seni merukapan hasil dari akal pemikiran manusia
yang progresif. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penemuan-penemuan di bidang
ilmu teknologi dan sains oleh ilmuan-ilmuan yang ada di dunia ini. Seiring
perkembangan zaman, semakin banyak penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia
dan tak bisa di pisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri.
Seiring dengan perkembangan sains, teknologi dan seni diharapkan dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain, khususnya bidang
sosial dan budaya yang menjadi ciri setiap bangsa di dunia.
1. 2 Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI?
1. 3 Tujuan Masalah
Menjelaskan hubungan antara MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hakikat dan Makna
Sains, Teknologi, dan
Seni Bagi Manusia
Dalam
setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi,
yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan
beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi, mengolah,
dan memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Sains dan teknologi
dapat berkembang melalui kreativitas penemuan (discovery), penciptaan
(invention), melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan nyata iptek
bagi manusia sangat tergantung dari nilai, norma, dan hokum yang mendasarinya.
Iptek tanpa nilai sangat berbahaya dan manusia tanpa iptek mencerminkan
keterbelakangan.
2.1.1. Hakikat dan Makna Sains
Sains
berasal dari bahasa latin ‘scire’, artinya mengetahui dan belajar. Kata sains
di artikan ke dalam bahasa indonesia menjadi ilmu pengetahuan. Sains adalah
pengetahuan yang sistematis. Lebih jauh sains dapat dirumuskan sebagai himpunan
pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui suatu proses pengkajian dan dapat
diterima oleh ratio.
Dalam
pemikiran barat, sains memiliki karakteristik yaitu, obyektif, netral, dan
bebas nilai, sekalipun sains diakui berpijak dari sistem nilai, tetapi sains
bebas dari adanya pertimbangan - pertimbangan nilai.
Ilmu
selalu tersusun dari pengetahuan yang teratur, yang diperoleh dengan pangkal
tumpuan (obyek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional, logis, empiris,
umum, dan akumulatif. Teori pertama bertitik tolak adanya hubungan dalil, dimana
pengetahuan dianggap benar apabila dalil (preposisi) itu mempunyai hubungan
dengan preposisi yang terdahulu. Teori kedua, pengetahuan itu benar apabila ada
kesesuaian dengan kenyataan. Teori ketiga menyatakan, bahwa pengetahuan itu
benar apabila mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang mempunyai
pengetahuan itu.
Pembentukan
ilmu akan berhadapan dengan obyek yang merupakan bahan dalam penelitian,
meliputi obyek material sebagai bahan yang menjadi tujuan penelitian bulat dan
utuh, serta obyek formal, yaitu sudut pandang yang mengarahkan kepada persoalan
yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek
ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu
suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan
untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara
berfikir analitis, sintesis, induktif, dan deduktif. Yang terakhir ialah
pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari
berbagai hal yang merupakan pengingkaran. Ilmu sains adalah ilmu yang dapat
(hasil pengamatan yang sesungguhnya) kebenarannya dan dikembangkan secara
bersistem dengan kaidah – kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan
semata sehingga pengetahuan yang dipedomani boleh dipercayai, melalui eksperimen
secara teori.
Untuk
mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap ilmiah
yang meliputi empat hal :
-
Tidak ada perasaan
yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang obyektif
-
Selektif, artinya
mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta
atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
-
Kepercayaan yang
layak terhadap kenyataan yang tidak dapat diubah maupun terhadap alat indera
dan budi yang digunakan mencapai ilmu
-
Merasa pasti bahwa
setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian,
namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Permasalahan
ilmu pengetahuan meliputi arti sumber, kebenaran pengatahuan, serta sikap
ilmuwan itu sendiri. Ilmu pengetahuan mencakup ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial dan kemanusiaan, dan meliputi segala usaha penelitian dasar
dan terapan serta pengembangannya. Penelitian dasar bertujuan utama menambah
pengetahuan ilmiah, sedangkan penelitian terapan adalah untuk menerapkan secara
praktis pengetahuan ilmiah. Pengembangan diartikan sebagai penggunaan
sistematis dari pengetahuan yang diperoleh penelitian untuk keperluan produksi
bahan-bahan, cipta rencana sistem metode atau proses yang berguna, tetapi yang
tidak mencakup produksi atau engineeringnya
Sains
merupakan penekanan kepada sumbangan pemikiran manusia dalam menguasai ilmu
pengetahuan itu, dan ini terdapat dalam seluruh alam semesta. Proses mencari
kebenaran serta mencari jawaban atas persoalan – persoalan secara sistematik
dinamakan pendekatan saintifik dan ia menjadi landasan perkembangan teknologi
yang menjadi salah satu unsur terpenting peradaban manusia.
2.1.2. Hakikat dan
Makna Teknologi
Istilah
teknologi berasal dari kata techno dan logika, kata yunani kuno ‘techne’
berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan ‘technikos’
yang berarti orang yang memiliki keahlian tertentu. Dengan berkembangnya
keterampilan seseorang yang menjadi semakin baik karena menunjukkan suatu pola,
langkah, dan metode yang pasti, keterampilan tersebut menjadi lebih ahli.
Menurut
Ellul istilah teknik digunakan tidak untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk
memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional
dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap
bidang aktivitas manusia. Jadi teknik menurut Ellul adalah berbagai usaha, dan
cara untuk memperoleh hasil yang sudah distandardisasi dan diperhitungkan
sebelumnya.
Teknologi
adalah realitas kenyataan yang diperoleh dari dunia ide. Secara penguasaan
mencakup dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas mencakup teknologi sosial
pembangunan sehingga teknologi adalah metode sistematis untuk mencapai tujuan
insani, sedangkan teknologi makna subyektif adalah keseluruhan peralatan dan
prosedur yang disempurnakan, sampai kenyataan bahwa teknologi adalah segala
hal, dan segala hal adalah teknologi.
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut
Sastrapratedja[i]
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
-
Rasionalitas,
artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional.
-
Artificial, artinya
selalu membuat sesuatu yang buatan, tidak alamiah
-
Otomatisme,
artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis.
Demikian pula dengan teknik mampu mengeliminasi kegiatan non teknis menjadi
kegiatan teknis.
-
Teknik berkembang pada
suatu kebudayaan
-
Monisme, artinya semua
teknik bersatu saling berinteraksi, dan saling bergantung
-
Universalisme, artinya
teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai
kebudayaan
-
Otonomi,
artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Luasnya
berbagai bidang teknik digambarkan Ellul sebagai berikut :
Pertama,
teknik meliputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang
industri. Dengan teknik mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi
sentralisasi ekonomi. Bahkan ilmu ekonomi sendiri terserap oleh teknik.
Kedua,
teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan,
manajemen, hukum, dan militer. Contohnya dalam organisasi negara, bagi seorang
teknisi, negara hanyalah merupakan ruang lingkup untuk aplikasi alat-alat yang
dihasilkan teknik. Negara tidak sepenuhnya bermakna sebagai ekspresi kehendak
rakyat tetapi dianggap perusahaan yang harus memberikan jasa dan dibuat
berfungsi secara efisien.
Ketiga,
teknik meliputi bidang manusiawi, seperti pendidikan, kerja, olehraga, hiburan,
dan obat-obatan. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia.
Manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur
pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik. Pada masyarakat teknologi, ada
tendensi bahwa kemajuan adalah suatu proses dehumanisasi secara perlahan-lahan
sampai akhirnya manusia takhluk pada teknik.
Secara hierarki teknologi dibedakan menjadi tiga macam
teknologi, yaitu :
a.
Teknologi modern, jenis teknologi mempunyai ciri – ciri
antara lain: padat modal, mekanis elektrik, menggunakan bahan impor,
berdasarkan penelitian mutakhir dan lain – lain.
b.
Teknologi
madya, jenis teknologi mempunyai ciri – ciri antara lain: padat karya, dapat
dikerjakan oleh keterampilan setempat, menggunakan alat setempat, berdasarkan
penelitian.
c.
Teknologi
tradisional, jenis teknologi mempunyai ciri – ciri antara lain: bersifat padat
karya (menyerap banyak tenaga kerja), menggunakan keterampilan setempat,
menggunakan alat setempat, menggunakan bahan setempat, dan berdasarkan
kebiasaan dan pengamatan.
2.1.3.
Hakikat
dan Makna Seni
Seni
adalah suatu nilai hakiki yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Dalam seluruh sejarah kebudayaan manusia pun ditandai dengan seni manusia
sebagaimana terungkap dalam berbagai ragam karya seni. Manusia adalah pencipta
lingkungannya. Maka sejak awal mulanya, manusia adalah sang artis, seniman.
Karya seni merupakan wujud dari keseluruhan serta keagungan hati manusia. Seni
memang tiada lain dari keindahan yang terpancar dari segi batin halus, maka
seni merupakan aktif - kreatif - dinamis; suatu kekuatan yang dapat
menghidupkan dan memperkaya batin manusia dan masyarakat. Seni adalah nilai
yang secara kreatif mendorong manusia ke arah pemenuhan martabat manusia
sebagai manusia.
Seni
juga merupakan segi batin masyarakat, yang juga berfungsi sebagai jembatan
penghubung antara kebudayaan yang berlainan coraknya. Seni berperan sebagai
jalan untuk memahami kebudayaan suatu masyarakat. Kehadiran karya seni selalu
mengandaikan kehadiran suatu masyarakat yang berjiwa kreatif, dinamis, dan
agung. Memahami seni suatu masyarakat berarti memahami aktivitas vital
masyarakat yang bersangkutan dalam momen yang paling dalam dan kreatif. Oleh
sebab itu, seni adalah produk sosial.
2.1.4.
Hakikat
dan Makna Sains, Teknologi,
dan Seni Bagi Manusia
Sains
dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagai pohon
tanpa buah, sedangkan teknologi tanpa sains bagaikan pohon tak berakar. Sains
hanya mengajarkan fakta dan non fakta pada manusia, ia tidak mampu mengajarkan
apa yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Jadi fungsi sains hanya
mengkoordinasikan semua pengalaman-pengalaman manusia dan menempatkannya
kedalam suatu sistem yang logis, sedangkan fungsi seni memberi semacam persepsi
mengenai suatu keberaturan dalam hidup dengan menempatkan suatu keberaturan
padanya. Sedangkan tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia
dalam menjalani kehidupannya.
Proses
- proses kreatif yang hadir dari seni, seharusnya bisa menjadi stimulan yang
baik bagi para saintis/teknokrat dan seniman Indonesia untuk lebih memahami
proses perubahan budaya di masyarakat berkaitan dengan adaptasi dan aplikasi
seni dan teknologi. Kolaborasi diantara pihak - pihak tersebut akan
mengembalikan praksis seni dan teknologi pada fitrah sebagai techne.
Techne
yang merupakan proses kreatif seni dan ilmu pengetahuan juga telah melahirkan
teknologi yang tidak hanya modern tetapi juga memenuhi berbagai kebutuhandan
keinginan manusia. Dan setiap orang akan berusaha setiap langkah untuk
mendapatkan kemudahan. Kemudahan itu didapatkan dari kreativitas seni dan ilmu
pengetahuan yang menghasilkan teknologi, misalnya:
a.
Penggunaan
teknologi nuklir, orang dapat membuat rektorat nuklir yang dapat menghasilkan
zat-zat radio aktif, yang dimanfaatkan untuk keperluan. Misalnya untuk
keperluan bidang kesehatan (sinar rontgen), memperbaiki bibit pada bidang
pertanian, dll.
b.
Teknologi
pengendalian air sungai, misalnya dengan membuat irigasi modern sehingga petani
mendapatkan kemudahan memperoleh air. Bendungan dimanfaatkan sebagai pembangkit
listrik. Alat rumah tangga mempermudah ibu-ibu melaksanakan tugasnya di dapur,
seperti alat-alat masak.
c.
Dalam
dunia pendidikan, teknologi juga dapat membuat macam-macam media pendidikan,
seperti OHP, slide, TV, dll yang mempermudah para pendidik melaksanakan
tugasnya.
2.2.
Dampak
Penyalahgunaan Ipteks Pada Kehidupan Sosial dan
Budaya
Pengaruh
negatif ipteks dirasakan pada masyarakat dewasa, terlihat dari kondisi
kehidupan yang telah begitu jauh dipengaruhi oleh ipteks. Gambaran kondisi
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Situasi tertekan.
Manusia mengalami ketegangan akibat penyerangan teknik-teknik mekanisme
teknik. Manusia melebur dengan mekanisme teknik, sehingga waktu manusia dan
pekerjaannya mengalami pergeseran. Peleburan manusia dengan mekanisme teknik
menuntut kualitas manusia, tetapi manusia itu sendiri tidak hadir di dalamnya.
Contoh pada sistem industri ban berjalan, buruh yang sakit, atau keluarganya
meninggal, tidak dapat begitu saja meninggalkan pekerjaannya, karena akan
membuat macet garis produksi dan upah bagi temannya. Keadaan tertekan demikian
akan menghilangkan nilai-nilai sosial dan tidak manusiawi lagi.
2.
Perubahan ruang dan
lingkungan manusia.
Teknik
telah mengubah lingkungan dan hakekat manusia. Contoh yang sederhana manusia
dalam hal makan atau tidur tidak ditentukan lapar atau mengantuk, tetapi diatur
oleh jam. Alat-alat transportasi telah mengubah jarak dan pola komunikasi
manusia.lingkungan manusia menjadi terbatas, tidak berhubungan dengan padang
rumput, pantai, pohon-pohon atau gunung secara langsung, yang ada hanyalah
bangunan tinggi yang padat, sehingga sinar matahari pagi hari tidak sempat lagi
menyentuh kulit manusia.
3.
Perubahan waktu dan
gerak manusia
Akibat teknik manusia terlepas dari hakikat kehidupan. Sebelumnya waktu
diatur dan diukur sesuai dengan kebutuhan dan peristiwa-peristiwa dalam hidup
manusia, sifatnya alamiah dan kongkret. Tetapi sekarang waktu menjadi abstrak
dengan pembagian jam, menit, dan detik. Waktu hanya mempunyai kuantitas belaka
tidak ada nilai kualitas manusiawi atau sosial, sehingga irama kehidupan harus
tunduk pada waktu yang mekanistis dengan mengorbankan nilai kualitas manusiawi
dan sosial.
4.
Terbentuknya masyarakat
massa
Akibat teknik, manusia hanya membentuk masyarakat massa, artinya ada
kesenjangan sebagai masyarakat kolektif. Hal ini dibuktikan bila ada perubahan
norma dalam masyarakat maka akan muncul kegoncangan. Masyarakat kita masih
memegang nilai-nilai asli (primordial) seperti agama atau adat istiadat secara
ideologis, akan tetapi struktur masyarakat ataupun dunia norma pokoknya tetap
saja hukum ekonomi, politik atu persaingan kelas. Proses ekularisasi sedang
berjalan secara tidak disadari. Proses massafikasi yang melanda kita dewasa ini,
telah menghilangkan nilai-nilai hubungan sosial suatu komunitas. Padahal
individu membutuhkan hubungan sosial.terjadi neurosa obsesional atau gangguan
syaraf menurut beberapa ahli, sebagai akibat hilangnya nilai-nilai hubungan
sosial, yaitu kegagalan adaptasi dan penggantian relasi-relasi komunal dengan
relasi yang bersifat teknik. Struktur sosiologis missal dipaksakan oleh
kekuatan-kekuatan teknik dan kebijaksanaan ekonomi (produk industri), yang
melampaui kemampuan manusia.
5.
Teknik-teknik manusiawi
dalam arti ketat.
Teknik-teknik manusiawi harus memberikan kepada manusia suatu kehidupan
manusia yang sehat dan seimbang, bebas dari tekanan-tekanan. Teknik harus
menyelaraskan diri dengan kepentingan manusia bukan sebaliknya. Melalui teknik
bukan berarti menghilangkan kodrat manusia itu sendiri, tetapi poerlu
memanusiakan teknik. Kondisi sekarang sering manusia menjadi obyek teknik dan
harus selalu menyesuaikan diri dengan teknik.
Alvin Toffler mengemukakan teknologi ini sebagai mesin yang besar, dan ilmu
pengetahuan adalah bahan bakarnya. Dengan meningkatkan ilmu pengetahuan secara
kuantitatif dan kualitatif, maka meningkat pula proses akselerasi yang timbul
oleh mesin pengubah,lebih – lebih ipteks menghasilkan teknologi yang lebih
banyak dan lebih baik.
Akselerasi perubahan secara drastis dapat mengubah
mengalirkan situasi. Dalam hal ini situasi dapat dianalisis menurut lima
komponen dasar, yaitu:
1. Benda
: hubungan “manusia-benda” tidak awet dan masyarakatnya merupakan masyarakat
pembuang. Bandingkan misalnya bulpen
yang bertinta yang permanent dengan ballpoint yang dibuang setelah habis.
2. Tempat : hubungan
“manusia-tempat” menjadi lebih sering, lebih rapuh, dan lebih sementara, jarak
fisik semakin tidak berarti, masyarakat amat mobil dengan ‘nomad baru’. Secara kiasan
tempat pun seolah-olah
cepat terpakai habis, tidak berbeda dengan minuman atau makanan dalam kaleng.
3. Manusia, hubungan
‘manusia-manusia’ pun pada umumnya menjadi sangat sementara dan coraknya
fungsional. Kontak antar manusia tidak menyagkut secara keseluruhan
personalitas, melainkan bersifat dangkal dan terbatas’ secara kiasan terdapat
‘orang yang dapat dibuang’.
4. Organisasi, organisasi
ada kecenderungan menjadi superbirokrasi di masa depan. Manusia dapat
kehilangan individualitasnya dan personalitasnya dalam mesin organisasi yang
besar, namun hakekat sistemnya sendiri telah banyak mengalami perubahan.
Hubungan ‘manusia-organisasi’ pun seolah-olah mengalir dan beraneka ragam,
menjadi sementara, baik hubungan formalnya maupun informalnya.
5. Ide, hubungan ‘manusia-ide’
bersifat sementara karena ide dan image timbul dan menghilang dengan lebih
cepat. Gelombang demi gelombang ide menyusupi hampir segala bidang aktifitas
manusia.
2.3.
Permasalahan
Pemanfaatan Ipteks di
Indonesia
Bagaimana dengan Indonesia? Apakah indonesia memiliki kemampuan yang cukup
dalam bidang ipteks?
Upaya untuk membangun daya saing tentunya tidak hanya didasari oleh
keinginan untuk memenangkan pasar tapi juga harus melihat kemampuan yang
dimiliki. Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dalam bidang teknologi. Yang
tersisa dari Indonesia adalah budaya dalam pengertian culture dan heritage.
Keanekaragaman budaya merupakan salah satu karakteristik unik yang mampu
memberikan nilai tambah tinggi bagi produk yang akan menjadi implementasi budaya
Bentuk nyatanya yaitu industri kreatif. Pemgembangan industri kreatif
memadukan unsur ide, seni, dan teknologi. Indonesia memiliki daya dukung yang
sangat melimpah. Manusia Indonesia memiliki kreatifitas yang cukup dari berbagai
macam pennggalan yang dimiliki.
Masalahnya adalah bagaimana mengembangkan potensi ipteks kreatif yang
dimiliki Indonesia? Satu hal yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana
mengakomodasi pengembangan bidang yag relatif baru di Indonesia sehingga mampu
menciptakan nilai tambah yang tinggi dan hal lainnya adalah bagaimana untuk
menajaga dan mengembangkan sumber dari ipteks kreatif yatu penciptaan ide dari
manusia – manusia kreatif Indonesia.
Pengembangan industri kreatif memiliki implikasi ekonomi yang jauh lebih
luas, lebih dari sekedar menciptakan nilai tambah yang besar tetapi juga bisa
mengangkat pembangunan manusia dan
sosial. Penciptaan lingkungan yang mendukung adanya kebebasan untuk
berkreasi adalah salah satu sarana untuk terus menjaga agar benih – benih
manusia kreatif indonesia dapat terus tumbuh dan pada akhirnya menjadikan
indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki posisi seperti yang diimpikan
Indonesia Forum dalam visi 2020.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan
teknologi, yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasikan dan memahami
lingkungan beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi,
mengolah, dan memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Ilmu selalu
tersusun dari pengetahuan yang teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan
(obyek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional, logis, empiris, umum,
dan akumulatif. Teknologi adalah realitas kenyataan yang diperoleh dari dunia
ide, Teknologi dibagi menjadi teknologi modern, teknologi madya, teknologi
tradisional. Sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa
teknologi bagai pohon tanpa buah, sedangkan teknologi tanpa sains bagaikan
pohon tak berakar, Karena tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia
dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan fungsi seni memberi semacam persepsi mengenai
suatu keberaturan dalam hidup dengan menempatkan suatu keberaturan padanya. Dampak
penyalahgunaan ipteks pada kehidupan sosial dan budaya, antara lain situasi
tertekan, perubahan ruang dan lingkungan manusia, perubahan waktu dan gerak
manusia, terbentuknya masyarakat massa, dan teknik-teknik manusiawi dalam arti
ketat.
3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis menerima kritik serta saran yang membangun dari
para pembaca.
thank you min.bantu banget buat tugas isbd.
ReplyDeleteTerimakasih min..
ReplyDeletethanks, so help full for me
ReplyDelete